"Life Is An Adventure And Happiness Is Not A Destination It Is A Way Of Life"

"La Felicidad No Es Destino Lo Es Camino"

"Hamemayu Hayuning Bawono"

Jumat, 30 Januari 2015

GLOBALISME DAN EFEK DOMINO

Globalisasi telah menyentuhkan seluruh sendi kehidupan masyarakat dunia ke3 yang bodoh,malas dan tertinggal (kata mereka) kepada kemudahan kepemilikan atas produk teknologi terkini, termasuk efisiensi-efisiensi sebagai bonus wajib yang ada didalamnya. Ia adalah Bidadari Cantik atau Hantu Cantik (tergantung perspective subyektief) yang keberadaanya tidak dapat dihindari oleh generasi abad 21 dan selanjutnya. Ia ibarat sang matahari yang menghangatkan pada daerah tertentu, akan tetapi menyengat kulit pada zona lainnya.

Merosotnya nilai eksistensi Negara Bangsa, Samarnya Garis Demarkasi Negara, Menjamurnya budaya Konsumerisme akibat dari gencarnya Advertising, serta Kebudayaan lokal yang terpengaruh oleh budaya asing yang berjarak ribuan kilometer sebagai akibat dari terintegrasinya system Telekomunikasi dan informasi, yang kemudian menjadikan kebudayaan dan peradaban lokal sedang menuju kepada era sejarah.

Kulminasi dari Globalisasi ini akan menciptakan suatu ‘Kaum Miskin Baru Dunia’ serta memanasnya suhu Politik di kawasan tertentu sebagai akibat dari tidak mampunyainya perasaan pada ide ‘Globalisme’, tapi bagaimana suatu ide tentang sesuatu yang bersifat keekonomian dapat memiliki perasaan, sedangkan keekonomian adalah lahir dari suatu rasionalitas dan perhitungan sistematis nan logis, ia jelas dia tidak dapat disalahkan begitu saja, yang harus disalahkan adalah mengapa suatu komunitas tidak bersiap untuk menghadapinya.

Globalismo mencirikan dirinya dengan tidak dapat, ia mensinkronkan antara kepentingan subyektifnya dengan keinginan dan kepentingan masyarakat Dunia ke3 yang tengah mengalami keraguan keyakinan akan eksistensinnya serta kegamangan akan tercapainya kesejahteraan pada komunitasnya. Secara empiris develpment countries memiliki penanda sebagai kekurangan dalam semua aspek kehidupan materialistisch, mereka sibuk membanggakan kekayaan budaya dan peradaban masa lalu, mereka larut dalam euforia kejayaan masa lalu yang mereka sendriri tidak pernah mengalami masa kehebatanan tersebut ( yang katanya) secara fisik, mereka hanya tahu dari bacaan, sedangkan diketahui secara akademis bahwa sejarah masa lalu ditulis oleh mereka yang memenangkan pertempuran, mereka yang kuat secara politik, mereka yang memiliki perenjataan berlebih, mereka yang bisa dan kuat membayar tentara tentara sewaan dalam jumlah unlimited.

Kelemahan struktural pada masyarakat dunia 3 pada akhirnya  akan melahirkan gerakan Separatisme Baru yang bertujuan ‘La Economia’ akan tetapi berkedok pada basis Ideologi/Fundamentalisme tertentu.  Seluruh kelemahan struktural pada masyarakatnya tercipta karena dipimpin oleh politisi, birokrat, aristokrat, kleptokrat yang bijaksana kepada keluarganya tapi kejam kepada komunitas masyarakatnya, yang mereka ini hanya dapat mensejahterakan secara subyektif bukan komunal. 
Sehingga apa yang dilakukan oleh gerombolan ini selanjutnya adalah menciptakan suatu rasa kesejahteraan semu pada masyarakat guna menutupi kejahatannya melalui hembusan hembusan isue isue kehebatan masa lalu, kehebatan masa kini pada kelompok tertentu yang belum terbukti kebenaranya, kehebatan individu tertentu,  serta ajaran ajaran lain yang meninabobokkan massa agar massa tidak merasa tertipu dan ditipu secara sistemik.

"APAKAH SUATU AJARAN YANG HEBAT DAPAT TERAPLIKASI SECARA KOMUNAL DIDALAM MENCAPI DIA PUNYA CITA CITA, JIKA TIDAK DI IMBANGI DENGAN KERJA KERAS SERTA INTEGRITAS MORAL SECARA MAYORITAS"

Bahkan kadang kadang mereka dengan bahasa santun mengatakan dibutuhkan suatu kesabaran pada seluruh lapisan masyarakat yang tidak berpunya, karena semua kejadian non sejahtera adalah kehendak TUHAN. 
Bagaimana tuhan dapat melakukan suatu kesalahan pada hukum distribusi ketika semua permasalahan distribusi adalah dikelola, diupayakan dan dinikmati oleh pemimpin serta masyarakat yang menginginkan hal tersebut.
Apakah tuhan menciptakan mata uang ?
Apakah tuhan mengingikan secara subyektif pertumbuhan ekonomi ?
Apakah tuhan menciptakan SISTEM nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing lainnya?

Sebagai pribadi saya tidak setuju kepada ide gila ini, saya lebih setuju bahwa semua permasalahan distriusi adalah harus diupayakan dan diperjuangkan dengan keringat, doa adalah berfungsi sebagai penguat jiwa dalam rangka mencapai suatu tingkat konsentrasi tinggi pada kognisi

Globalisasi bukan merupakan hal baru dalam Histori manusia terutama pada masyarakat yang bermukim di kawasan Laut Mediterania sebelum tahun Masehi seperti Mesir,Yunani,Romawi. Akan tetapi Globalisasi mereka masih dalam bentuk Ortodok (kolonialisme).
Berawal dari Reconquista di Espanya, dilanjutkan dengan pencarian Benua baru, semangat ini berkembang ke arah utara menjadi Revolusi Industri Inggris, Penemuan penemuan teknologi baru di kawasan Eropa maupun Amerika, Malaise 1930,Perang Dunia ke2,Perang dingin Blok Soviet Rusia dengan Nato, Keruntuhan Komunisme Rusia, selanjutnya memanasnya beberapa Negara yang dijadikan ajang uji coba system perekonomian baru seperti Argentina dan Indonesia pada ahir tahun 90an hingga puncaknya pada tahun 2008 dimana Raksasa Modal mengalami keruntuhan besar dengan efek domino yang berakibat sedemikian hebat. Ia menyapu bersih system perekonomian Dunia laksana Blitzkreig NAZI menyapu Eropa.

Dan kini Globalisasi sedang menerapkan serum baru pada system perekonomian dunia dengan ‘Free Trade’nya guna menghindari dinamisasi system masa lalu yang cenderung bersifat ‘Buble Economic’.

atmosuryo botjah angon
de febrero de 2015

Tidak ada komentar: