Apakah benar bahwa Indonesia merupakan sebuah
kekeliruan geografis
Seandainya wilayah negara ini berdiri pada
sebuah daratan (Continental) niscaya ia akan cepat bertumbuh menjadi kekuatan
baru yang diperhitungkan?. Rasa nasionalisme yang tinggi (walaupun banyak
nasionalisme etnosentris) dan sifat militan yang dimiliki penduduknya adalah
sebuah modal utama yang jarang dimiliki oleh bangsa lain. Dimana Nasionalisme
yang tinggi itu telah dibayar dengan penderitaan yang terakumulasi dalam waktu
350tahun terkolonisasi oleh Holandes,
Adalah sebuah modal yang sangat kuat guna menyamakan
persepsi, tujuan serta keinginan bersama untuk mencapai sebuah tatanan
masyarakat yang sejahtera baik secara Hukum, politik, ekonomi dan budaya.
Terdapat banyak Resistensi dalam wilayah ‘NUSA ASIA’
selama ia belajar berdemokrasi lebih dari 60 tahun.
Resistan pertama adalah sistem pendisribusian
yang belum sesuai dengan keinginan sebagian dari masa ‘Grassroot’. Dalam kasus
indonesia sesungguhnya membutuhkan sekali akan penguasaan tekhnologi
transportasi maupun telekomunikasi dimana hal ini jelas sekali tidak terlalu
diperhatikan oleh penyelengara Negara.
Penghambat selanjutnya secara kasat mata
nampak jelas terlihat lembeknya sistem Hukum serta merebaknya Korupsi berjamaah
(Jamaah Korupsiah) yang dilakukan oleh kalangan terhormat (mereka mengaku seperti
itu) yang menurut penulis mereka ini adalah pangkal dari kesengsaraan dimasa
mendatang karena pergerakannya tak kasat mata (hampir mirip kaum Terorist) dan
ini mengikis akar demokrasi secara
Fundamental.
Persamaan visi dan misi dalam bernegara sangatlah
dibutuhkan oleh segenap masyarakat atau sebagian orang mengatakan Ideologi
dalam bernegara, sehingga tercapailah sebuah balancing antara hak dan kewajiban
yang selanjutnya akan mengurangi friksi friksi dalam hal ini yang bertautan
dengan disintegrasi.
de ernero de 2015
atmosuryo tjah angon
de ernero de 2015
atmosuryo tjah angon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar